Di depan para muridnya, seorang guru menceritakan pengalaman bertemu dengan seorang veteran prajurit mantan penerbang Perang Dunia II.
Pada suatu hari, prajurit tersebut harus menerbangkan ratusan pekerja rodi dari Cina untuk menggarap proyek jalan lintas hutan di Myanmar.
Jarak tempuh penerbangan tersebut cukup jauh dan lama. Untuk menghilangkan kebosanan sekaligus memanfaatkan waktu luang, para pekerja itu bermain judi dengan kartu.
Awalnya mereka bertaruh dengan uang dan harta yang melekat di badannya. Nah, semakin lama lantaran tidak ada lagi yang dipertaruhkan, mereka bertaruh dengan hidupnya. Yang kalah harus terjun ke luar pesawat tanpa menggunakan parasut. Bayangkan!
“Alangkah mengerikan dan kejamnya mereka!” teriak seorang murid mendengar cerita tersebut.
“Memang, benar,” jawab Guru, “Tapi dengan begitu justru permainan menjadi semakin asyik!”
Kemudian ia melanjutkan bicara, “Engkau baru bisa mensyukuri hidup bila pernah mempertaruhkannya.”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki. Namun setelah dimiliki tidak lagi indah...
Lalu, kapankah kebahagiaan akan didapatkan kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki?
SYUKURI apa yang ada, karena hidup adalah anugreah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.
Iya betul banget kak intinya kita harus selalu bersyukur dengan apa yang kita dapat saat ini.
Terimakasih telah berkunjung.
jangan bosan bertamu di blog tina ya kak :D
Post a Comment